Cerita Kepsek Terpaksa Pinjam Duit Bank Karena Dana BOS Telat Cair

Bersuara.my.id- Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Wilayah Lubuklinggau telat cair, sehingga beberapa sekolah terpaksa mencari pinjaman dana untuk memenuhi kebutuhan, operasional kegiatan belajar mengajar (KBM). 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kepala sekolah dan tenaga pengajar sampai rela mengorbankan hartanya untuk bisa menutupi operasional sekolah. 

S salah satu kepala sekolah, sekolah menengah pertama di Kota Lubuklinggau, mengaku bersyukur dana BOS tahun ini pencariannya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.



"Untuk metode pencairan kita menyambut baik, karena informasinya dana BOS langsung ditransfer ke rekening sekolah masing - masing," kata S salah satu kepala sekolah pada Tribunsumsel. Com, Minggu (16/2). 

S mengakui soal dana BOS mempunyai kenangan tak mengenakan saat mencari dana talangan untuk membiayai kebutuhan sekolah akibat belum cair. 

"Meminta dengan siswa tidak mungkin, karena akan jadi polemik,solusi satu-satunya meminjam kepada pihak lain, kalau tidak pinjam bank dulu," ujarnya. 

Namun kenangan tak mengenakan itu hanya sekali terjadi saat awal dirinya menjadi kepala sekolah, kemudian untuk tahun selanjutnya pihak sekolah sudah mencari solusi jauh-jauh hari. 

"Sekarang tidak lagi seperti dulu pontang-panting nyari pinjaman kepada guru dan teman, sekarang cukup kepala sekolah yang menalanginya," ungkapnya.     

Sementara Elven Asmar Ketua yayasan Sekolah Budi Utomo Lubuklinggau mengaku, keterlambatan dana BOS merupakan hal yang biasa bagi sekolah-sekolah. 

"Kalau untuk sekolah swasta tidak terlalu bermasalah, karena memang jumlah murid kita sedikit, yang bermasalah itu sekolah-sekolah negeri, karena mereka yang banyak muridnya," katanya. 

Elven mengaku, kadang cukup kesal karena tak tanggung-tanggung, keterlambatan dana BOS itu bisa sampai empat bulan, bahkan lebih, dampaknya aktivitas belajar mengajar terganggu 

Untuk menutupi keterlambatan pencairan dana BOS tersebut, pihaknya terpaksa menggunakan dana talangan, namun tidak sampai meminjam kepada pihak lain 

"Kalau sekolah kita yang nalanginya saya, memang rutin seperti itu, tapi kalau bisa jangan per triwulan, kalau bisa perempat bulan sekali lah, karena hampir sama saja, cairnya bulan empat juga, kadang lewat," paparnya. 

Selain itu, ia pun bersyukur untuk sekolah swasta, selain dana BOS pihaknya juga mendapat bantuan dari provinsi, bantuan tersebut menurutnya cukup membantu ketika dana BOS telat cair. 

"Jadi selain uang pribadi kita tutupi dengan uang itu dulu, yang berdampak itu negeri, karena rata-rata sekolah negeri di Linggau ini jumlah siswanya rata 1.000 artinya satu sekolah Rp 1,5 Miliar, kalau swasta seperti dana hibah," terangnya.   


Sumber : Sriwijaya post/babe

Demikian informasi ini semoga bermanfaat.

0 Response to "Cerita Kepsek Terpaksa Pinjam Duit Bank Karena Dana BOS Telat Cair"

Post a Comment